10 Juni, 2011

SUARA PEMBARUAN, JUMAT, 10 JUNI 2011, Page 2

Tak Ikut Pilpres 2014

Komitmen SBY Perlu Diuji

[JAKARTA] Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa dia dan keluarga tidak akan mencalonkan diri lagi pada Pemilu 2014, patut diapresiasi. Presiden SBY telah satu langkah lebih maju menolak membangun dinasti politik, dan lebih mengutamakan proses demokrasi.

“Tetapi apakah komitmen politik dapat diukur dengan kata-kata? Atau haruskah kita percaya pada Presiden hanya karena kata-katanya? Komitmen Presiden SBY tersebut harus diuji kebenarannya,” kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens yang kini sedang belajar di Jerman.

Boni Hargens kepada SP di Jakarta, Jumat (10/6), mengatakan, terlepas dari banyak janji SBY yang tidak terpenuhi, kali ini publik patut bergembira karena beliau tidak berniat mengembalikan politik demokrasi, yang dibangun dengan darah dan nyawa, kepada politik dinasti masa lalu. Di mana istri, anak, ipar, besan, dan menantu bias bergantian berkuasa.

Tapi hal ini tidak juga berarti bahwa istri dan anak Presiden SBY tidak bisa menjadi calon presiden. “Tiap orang punya hak yang sama dalam demokrasi. Kita harus akui itu.

Tetapi demokrasi bekerja dengan standar dan ukuran yang transparan dan diterima umum,” katanya.

Boni menambahkan, kualitas dan legitimasi publik adalah ukuran paling mendasar menilai kemampuan seseorang menjadi pemimpin. Yang tidak diperbolehkan dalam demokrasi adalah merekayasa orang yang tak berbobot, menduduki jabatan politik penting, entah nasional ataupun internal partai, hanya karena bagian dari keluarga penguasa.

Karena itu, kata Boni, sah-sah saja istri dan anak Presiden SBY menjadi calon presiden, asal memenuhi dua syarat tadi yakni kualitas dan legitimasi publik. “Sekali lagi, kita hormat terhadap kehendak baik Presiden SBY untuk tidak membangun dinasti politik, tetapi apakah komitmen politik dapat diukur dengan kata-kata?” katanya.

Dalam acara “Indonesian Young Leader” yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis (9/6), Presiden SBY menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi untuk Pemilu 2014 mendatang. Dia juga berjanji istri dan dua anaknya tidak akan mencalonkan diri pada Pemilu 2014 mendatang.

“Saya memperkenalkan diri. Nama saya SBY. Jabatan saya, presiden ke-6, hasil pemilu 2004-2009. Saya bukan capres 2014. Istri dan anak-anak saya juga tidak akan mencalonkan diri,” kata SBY.

Bukan Peragu

Acara itu dihadiri pengusaha muda dan sejumlah menteri, seperti Menpora Andi Mallarangeng, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Menteri Koperasi Syarif Hasan dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Perkenalan diri SBY itu hanya mengikuti pembicara sebelumnya, yang memperkenalkan diri secara lengkap.

SBY juga menegaskan bahwa dirinya tidak menyiapkan siapa-siapa di Pilpres 2014. Menurutnya, biarlah rakyat dan demokrasi yang menentukan. “Setiap orang punya hak untuk running for RI 1. Saya Insya Allah tidak akan maju di Pilpres 2014, karena saya sudah jatuh tempo,” tegasnya.

SBY juga menolak dirinya disebut sebagai sosok pemimpin yang peragu. Menurutnya, apa yang dilakukan sebelumnya sudah dipikirkan matangmatang.

“Pilihan bukan karena keragu-raguan atau ketidakberanian, dan sekali lagi saya terima kritik itu. Tapi saya punya tujuan yang lebih penting mengapa bangsa yang majemuk seperti ini, konflik ada di mana-mana, saya harus pandai mencari keseimbangan.

Saya menerima kritik. Tetapi saya menyukai jalan tengah, jalan moderat, dan bukan pikiran dan tindakan yang ekstrem, garis keras. Itulah pilihan dan gaya saya,” ujarnya. [R-14/L-8]

http://www.suarapembaruan.com/pages/e-paper/2011/06/10/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar