10 Februari, 2011

Setgab Jadi Tempat Dagang Jabatan

Setgab Jadi Tempat Dagang Jabatan

Deden Gunawan,M. Rizal - detikNews

Jakarta - Ketiga politisi Senayan itu tidak bisa menahan kekecewaan ketika Presiden SBY secara resmi menyodorkan nama Komjen Timur Pradopo kepada DPR sebagai calon Kapolri. Dengan berkelakar salah seorang di antaranya berkata, "Kalau Komjen itu yang terpilih, susah juga membela kawan kita yang kena masalah," jelas politisi dari salah satu partai koalisi dengan Partai Demokrat tersebut.

Proses pemilihan Kapolri memang menjadi pertarungan seru antara politisi yang ada di Senayan. Maklum posisi Kapolri ini sangat penting. Apalagi bagi partai-partai yang anggotanya tersangkut masalah hukum. Alhasil proses pemilihan Kapolri ini berjalan sangat alot lantaran ada tarik menarik kepentingan dalam penetapan calonnya.

Proses tarik menarik kepentingan politik yang terjadi dalam pemilihan Kapolri, hanyalah satu dari sekian jabatan penting yang jadi perebutan para elit. Dalam pergantian Menteri Keuangan Sri Mulayani dan penunjukan Darwin Nasution sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI), disebut-sebut sebagai buah pertarungan antar elit politik tersebut.

Sudah menjadi rahasia umum kalau pergantian Sri Mulyani dan pengangkatan Darmin Nasution merupakan kesepakatan politis terkait kasus Bank Century. Arena tawar menawar itu semakin dilembagakan dengan terbentuknya Sekretariat Gabungan Partai Koalisi (Setgab).

Pola dagang sapi yang sekarang ini bukan hanya didasari bargaining politics di parlemen lagi. Saat ini yang menjadi alat tawar adalah kasus-kasus korupsi atau hukum yang melibatkan para politisi. Data atau informasi kasus-kasus tersebut kemudian dibarter dalam setiap penetapan pejabat atau kebijakan politik.

Kondisi ini menunjukan betapa buruknya performa pemerintah dan parlemen. Soalnya masing-masing partai punya kader yang tersangkut masalah korupsi dan hukum. "Jadi mau tidak mau akhirnya mereka bisa tawar-menawar dalam pentapan seorang pejabat atau kebijakan politik. Dan Setgap adalah tempat tawar-menawarnya," tutur Adhie Massardi, mantan juru bicara Presiden Gus Dur yang kini aktif di Petisi 28.

Keberadaan Setgab memang menuai banyak kritikan banyak kalangan. Adhie mengatakan, selain menjadi arena dagang sapi politik dan jabatan, keberadaan Setgab tanpa disadari telah mengkudeta peran DPR yang secara langsung dipilih rakyat. Hal ini sama saja membohongi rakyat atau konstituen yang memilih masing-masing wakilnya di DPR.

Adanya dugaan Setgab hanya jadi ajang dagang sapi ini tidak ditampik Bambang Soesatyo, politisi Golkar. Menurutnya, memang ada dugaan kalau Setgab arahnya ke sana (dagang sapi). Tapi belakangan, kata Bambang, keberadaan Setgab justru mengkhawatirkan Golkar. Sebab tidak ada keuntungan yang didapat dari Setgab itu.

"Dalam Setgab Golkar selalu menjadi bemper. Oleh karena itu, saya dan kaum muda di Golkar telah meminta kepada Ketua untuk mengevaluasi keterlibatan Golkar dalam Setgab," tukasnya.

Kesan Golkar menjadi bemper, terlihat dari sejumlah kebijakan SBY dan Partai Demokrat dalam mengeluarkan kebijakan pemerintah. Misalnya saat penunjukan Kapolri, kebijakan ekonomi dan banyak hal. Dengan kata lain, ujar Bambang, yang mengambil keputusan SBY dan Demokrat, kalau kebijakannya buruk masyarakat akan menyangka Golkar terlibat. "Padahal banyak persoalan yang diambil SBY dan Demokrat secara sepihak," tegasnya.

Kritik soal keberadaan Setgab ini juga dilontarkan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens. Ia mengatakan manfaat Setgab tidak ada sama sekali. Sebab pembentukannya dilandasi kemelut kasus Bank Century. "Ini kan hasil kompromi antara PD, Golkar, dan PKS. Kesepakatan ini setelah adanya penutupan kasus Bank Century," kata Boni.

Itu sebabnya Hargens meminta Setgab sebaiknya dibubarkan saja. Sebab selain hanya menambah beban negara, hasil Setgab ini juga tidak efektif. Sebab masing-masing partai koalisi punya visi dan misi yang berbeda-beda. Akhirnya pemerintah tidak dapat apa-apa dengan adanya Setgab tersebut.
Setgab, menurut pandangan Hargens, juga sangat rentan dimanfaatkan sebagai tempat cari uang untuk pemilu dan mencari jabatan penting, seperti menteri. "Setgab tidak ubahnya sebagai kamar tempat untuk melobi," ujarnya.(ddg/diks)

http://www.detiknews.com/read/2010/10/18/183328/1468190/159/setgab-jadi-tempat-dagang-jabatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar