
Senin, 14 Mar 2011 07:50 WIB

JAKARTA, RIMANEWS - Pengamat politik Boni Hargens menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah menghargai aspirasi dan keinginan kader Demokrat. Meski kader Demokrat berteriak minta reshuffle, SBY ngotot menolak desakan itu.
Boni menilai, SBY tidak berani me-reshuffle karena takut kehilangan kekuatan politiknya. "SBY memang tidak pernah menghargai kader Demokrat kok. Itu tabiatnya," ujar Bonim, Senin (14/3/2011).
Demokrat, menurutnya, adalah bagian kecil dari SBY. Artinya, Demokrat tidak penting bagi SBY bila berhadapan dengan ancaman terhadap posisi politiknya.
"Demokrat adalah SBY plus. Nah, kader-kader itu plusnya itu, faktor tambahan yang tidak penting dan bisa diabaikan," tegasnya.
Karena itu, lanjut Boni, sejak semula dirinya pesimistis bila Ulil Abdalah dan Iskhan Modjo bisa menciptakan demokrasi internal di tubuh Demokrat. Meskipun mereka berkicau untuk reshuffle, SBY tetap yang paling menentukan.
Selain itu, kata Boni, arogansi SBY adalah gambaran jelas bahwa dia punya karakter sebagai diktator. Nuansa Politik SBY kuat bermuatan feodal.
Kepentingan sendiri lebih dominan daripada aspirasi dari kader demokrat. Boni menilai, SBY takut kehilangan dukungan politik dari Golkar dan PKS.
"SBY dalam posisi sulit, dijepit oleh berbagai kepentingan partai, sementara dia sendiri ingin aman sampai 2014. Serangan dari publik dan termasuk dari Wikileaks itu sudah menakutkan buat SBY sehingga dia butuh dukungan kuat dari partai politik. Dia tidak merasa aman dengan Demokrat saja, makanya reshuffle ini betul-betul ditentukan oleh kehendak partai lain seperti PKS dan golkar," ujarnya.
Partai Demokrat Pembohong
Politisi partai Gerindra Desmon Junaidi Mahesa mengatakan Partai Gerindra putus asa dan memilih untuk tidak lagi percaya pada SBY.
“Mengapa kami harus berharap lagi pada SBY dan tawarannya. Masa kita percaya dengan orang yang plintat-plintut?” kata politisi partai Gerindra Desmon Junaidi Mahesa, Selasa (8/3/2011).
Menurut Desmon, Bola Reshuffle sudah berada di tangan SBY. SBY tinggal menendangnya.
Namun, keraguan berlebihan SBY menyebabkan Gerindra tidak bisa memahami semua keinginan Demokrat untuk berkoalisi dengan Gerindra. “Kalau mau reshuffle sekarang, secepatnya. Jangan menunggu-nunggu,” tegasnya.
Dengan demikian, kata Desmon, Gerindra merasa semua keputusan soal berkoalisi dan tawaran menteri telah usai. Gerindra sudah tenang dan tidak lagi melakukan konsolidasi internal berlebihan untuk bahas soal koalisi dengan Demokrat.
“Sudah tidak ada lagi pertemuan-pertemuan internal. Sudah selesai. Bagi kami, Demokrat itu pembohong,” ujarnya.mi/ian)
http://rimanews.com/read/20110314/20095/sby-itu-ngotot-partai-demokrat-pembohong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar