Din: SBY Minta Dikasihani oleh Rakyatnya
Wed, 20/03/2013 - 08:37 WIB
JAKARTA - Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan Isu kudeta
yang dikabarkan akan terjadi terhadap Pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) hanyalah isu yang mengada-ada. Menurut Din,
pernyataan SBY soal isu kudeta itu, dia menilai jika SBY hanya ingin
dikasihani oleh rakyatnya.
"Saya kira SBY mengada-ada. Dan karena sudah berulang kali, saya
pikir rakyat Indonesia sudah tidak peduli. Bahkan dari sisi ilmu
psikologi, tindakan SBY tersebut merupakan gejala orang yang ingin
dikasihani. Sehingga cenderung menciptakan kondisi ketertindasan supaya
orang lain kasihan dan akhirnya memunculkan dukungan," ujar Din usai
meresmikan Gedung Multiguna di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Selasa
(19/3/2013).
Pria yang berasal dari Nusa Tenggara Barat ini menegaskan, tindakan
SBY yang mengutarakan akan adanya kudeta, merupakan tindakan yang tidak
baik dan menjadi budaya yang tidak baik bagi generasi seterusnya.
"Menjadi seorang pemimpin jangan suka mengeluh, apalagi sampai
sering merasa terancam atau menyampaikan rasa keterancamannya,"
tandasnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum
mengeluarkan pernyataan menarik melalui akun twitter-nya, menanggapi
berbagai isu yang berkembang. Kali ini, Anas menyinggung masalah harga
bawang putih dan bawang merah yang membumbung tinggi belakangan ini.
"Urus bawang lebih utama ketimbang urus rumor kudeta #pesanemak,"
ujar Anas lewat akun twitter @anasurbaningrum, Senin 18 Maret 2013.
Seperti diketahui, belakangan ini kabar santer menyebutkan bahwa
akan ada aksi menggulingkan Pemerintah SBY-Boediono oleh sejumlah
aktivis yang tergabung dalam Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI).
MKRI ini berencana akan menggelar aksi massa pada 25 Maret
mendatang. Sebelumnya, MKRI melayangkan ultimatum pada Presiden SBY pada
20 Februari 2013 dengan batas waktu hingga 24 Maret 2013 mendatang agar
melakukan nasionalisasi migas dan tambang, memprioritaskan penuntasan
kasus korupsi besar seperti skandal bailout Century, BLBI, Hambalang,
dan kasus lawas IT KPU.
Selain itu, MKRI juga menuntut pemerintah menghentikan liberalisasi
impor, menurunkan harga bahan pokok, dan menghentikan segala bentuk
kekerasan serta pelanggaran HAM. Sejumlah aktivis yang tergabung dalam
MKRI ini diantaranya adalah Fuad Bawazier, Adhie Massardi, Boni Hargens,
Harry Roesli, dan Ratna Sarumpaet.[ian/snw]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar