Jumat, 22 March 2013 00:00
JAKARTA (HK)--Gedung Sekretariat Negara yang berada di Kompleks Istana terbakar. Asap tebal hitam terlihat membumbung tinggi, Jakarta, Kamis (21/3) sekitar pukul 16.40 WIB.
Kebakaran terjadi di saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sedang memimpin rapat kabinet di kantor presiden. SBY kemudian menutup rapat dan langsung meninjau lokasi kebakaran yang berjarak sekitar 50 meter dari kantor presiden.
Hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran tersebut. Namun diduga kebakaran itu akibat korsleting arus pendek listrik.
Informasi di lapangan, awalnya api hanya membakar atap Gedung Utama. Dalam waktu singkat, api merambat ke lantai 3 gedung yang kerap dipakai menjadi tempat rapat kabinet paripurna di lingkungan Sekretariat Negara (Setneg).
Beberapa ruang yang terdapat di lantai tiga, seperti ruang rapat utama, terlihat dilalap si jago merah. Hingga berita ini diturunkan, sekitar 35 mobil pemadam kebakaran telah tiba di lokasi. Pemadam kebakaran, dibantu tenaga pengamanan Setneg. Hingga pukul 20.00 WIB, api berhasil dipadamkan dan satu per satu mobil pemadam kebakaran mulai meninggalkan lokasi.
Pantauan di lapangan, daya semprot air yang dipakai pemadam kebakaran lemah. Akhirnya, petugas pemadam kebakaran menggunakan air hydrant yang terdapat di kantor Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi tersebut.
Salah seorang pegawai Setneg mengatakan, api diperkirakan mulai menjalar sekitar pukul 16.40 WIB. Saat itu, para pegawai negeri sipil (PNS) di sana mulai bersiap untuk pulang kerja. "Nah, terus alarm tidak bunyi dan hidran di kantor juga sudah tidak baru," katanya dalam pesan singkat kepada wartawan, kemarin.
Pada saat kejadian, kata pegawai yang enggan menyebutkan namanya tersebut berada di lantai dasar. Ia mengatakan, mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di Kantor Setneg hanya ada satu unit dan tergolong mobil pemadam kebakaran berukuran kecil. Tangga di mobil pemadam kebakaran itu tidak bisa menjangkau lantai 3, tempat sumber api kebakaran. Api itu mulai menjalar di sayap kanan gedung di lantai 3. Beberapa pegawai yang berada di tempat itu lari berhamburan keluar.
Sumber itu menyatakan, ruangan yang terbakar merupakan ruang rapat yang jarang digunakan dan hanya dipakai untuk sidang kabinet. "Kalau ruang rapat memang selalu sepi, sih. Kalau tidak ada sidang kabinet, ruangan tersebut tidak dipakai. Intinya karena angin kencang plus ruangan sepi, jadi cepat membesar dan tidak ada pegawai yang menyadari," kata dia.
Toni, seorang karyawan mengatakan api muncul dari lantai 3. "Langsung besar apinya, nyamber kemana-mana. Untung pas pulang kantor jadi kebanyakan sudah pada pulang," ujarnya.
Api melahap seluruh ruang di lantai 3 yang biasa digunakan untuk sidang kabinet tersebut. Namun tidak ada korban jiwa dalam kebakaran ini, hanya saja api berhasil menghabiskan gedung lantai 3 beserta atapnya.
Menurut Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, Ahmad Madani, api berasal dari arus pendek di lantai 3. Awalnya, tim Damkar yang muncul setengah jam kemudian itu hanya berjumlah dua unit. Sekitar 20 menit kemudian, 25 unit damkar lain datang. Tim damkar Jakpus dibantu damkar Jaktim berhasil menangani api beberapa menit kemudian.
Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Lambok V Nahattands mengatakan dugaan sementara penyebab kebekaran adalah hubungan arus pendek listrik di lokasi tersebut.
"Sementara kebakaran tersebut adalah akibat korslet listrik, kami tetap akan melakukan penyelidikan sebab musabab kebakaran,” katanya dalam jumpa di Gedung I Setneg, Kamis (21/3).
Lambok memastikan tidak ada korban jiwa karena lantai III gedung tidak digunakan sebagai kantor maupun ruang kerja. Selain itu, tegasnya, seluruh dokumen telah berhasil diamankan.
“Tidak ada korban jiwa atau dokumen negara yang terbakar atau musnah. Semua bisa terselamatkan,” paparnya.
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, menilai kebakaran yang melanda Setneg bukan peristiwa biasa.
"Setneg itu gudang data sejarah. Kalau terbakar itu kejadian luar biasa," ujar Boni, kemarin.
Itu sebabnya, Boni menyarankan agar kasus ini diusut sampai tuntas.
Ia curiga kebakaran ini sengaja dilakukan oleh kalangan tertentu yang ingin melenyapkan data penting yang tersimpan di gedung tersebut.
"Saya engga percaya ini kebakaran biasa. Mesti diusut, ada tangan kotor yang ingin menghilangkan data. Kebakaran ini politis," katanya.
Kebakaran yang melanda kantor Setneg menurut Boni Hargens, sekaligus membuktikan kurang mampunya pejabat negara mengurus gedung. Apalagi, katanya, bila menilik data sejarah, belum pernah ada kejadian gedung yang sudah berusia puluhan tahun itu terbakar. "Kan sudah puluhan tahun gedung itu aman saja," katanya. (net/kom/tmp)
http://haluankepri.com/nasional/44054-kantor-sekretariat-negara-terbakar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar