07 Juni, 2013

Pengamat UI: Kalau konsesten, seharusnya keluar koalisi 

Boni Hargen: Penolakan kenaikan harga BBM itu bukan sikap ideologis, tapi sekedar memoles citra.
  
Tolak BBM, PKS jangan “mencla-mencle”, dong!LENSAINDONESIA.COM: Sikap para elit PKS (Partai Keadilan Sejahtera) sebagai partai anggota Setgab (Sekretariat Gabungan) Pemerintahan SBY,  menolak BBM naik, yang berbalik dengan kebijakan pemerintah, dinilai pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens, sengaja memancing di air keruh, dan mencari untung.

“Penolakan kenaikan harga BBM  itu bukan sikap ideologis, tapi sekedar memoles citra,” tegas Boni Hargens kepada LICOM di Jakarta, Jumat (07/06/2013).

Boni Hargens mengritisi partai yang kini dirundung masalah kasus dugaan korupsi impor babi ini, lebih keras. “PKS mau menipu kita dengan pura-pura pro rakyat. Padahal, membiarkan menterinya di kabinet sebagai sapi perahan untuk dana politik,” tegasnya.

Boni tidak habis pikir, kenapa PKS bersikap ambigu, harus berseberangan dengan pemerintah. Seharusnya sebagai partai koalisi pemerintah, PKS konsekuen tidak “mencla-mencle” (dong!). Golkar, misalnya, ketua umumnya Aburizal Bakrie terang-terangan mendukung. Begitu pun anggota koalisi lainnya seperti PAN, PKB, dan PPP.

“Mestinya, kalo konsisten dan serius menolak kenaikan harga BBM, harusnya PKS keluar dari koalisi,” tandasnya. 

@endang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar