Ditulis Oleh redaksi
Selasa, 09 Juli 2013 22:12
Partai Demokrat menggelar konvensi guna mencari kandidat capres yang akan maju pada Pemilu 2014. Namun, disinyalir hajatan Demokrat ini terselip muatan politis. Ujung-ujungnya hanya menguntungkan partai berlambang bintang mercy.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI)
Boni Hargens
UNTUK itu para kandidat diminta berhati-hati agar tak terperangkap jebakan Demokrat. "Istilahnya seperti mendorong mobil mogok. Para tokoh dikumpulkan melalui konvensi untuk mendorong partai yang kinerjanya lagi mogok karena persoalan internal Tapi, begitu mobilnya sudah jalan, yang mendorong ditinggalkan,” ujar pengamat politik, M Qodari.
Senada dengan Qodari, pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai konvensi hanyalah strategi SBY untuk menaikkan citra Demokrat tanpa perlu menguras modal. Apalagi, elektabilitas mereka sedang terjun bebas.
Bagi dia, tujuan sebenarnya dari digelarnya konvensi tersebut agar masyarakat memberikan pandangan positif terhadap Demokrat. Selain itu, menurut Boni, konvensi merupakan alat justifikasi calon presiden yang dikehendaki dinasti Cikeas. ’’Ini hanya akal-akalan supaya terlihat demokratis," tukasnya, Selasa (9/7).
Dia melihat peluang kuat ada di tangan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan atau Pramono Edhie Wibowo, adik Ani Yudhoyono.
Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro berharap Demokrat sungguh-sungguh menggelar konvensi. Jangan membungkusnya seolah-olah demokratis padahal demi pencitraan belaka.
Zuhro pesimis konvensi digelar secara transparan dan bebas intervensi Cikeas. "Demokrat harus bangun trust (kepercayaan). Konvensi harus dipikirkan formulanya seperti apa. Kita berharap konvensi PD tidak sifatnya maksa," tukasnya.
Soal pencintraan juga diamini Jusuf Kalla. Bekas wakil presiden ini yakin konvensi dijadikan alat pendongkrak citra Demokrat. Soalnya, hal serupa pernah terjadi pada Partai Golkar.
JK melihat konvensi tak banyak manfaat bagi para kandidat. Ia mengibaratkan proses penjaringan tersebut layaknya ajang pencarian bakat semacam Indonesian Idol. "Masak saya ikut Indonesian Idol. Sudah senior begini masa ikut penyisihan," sindirnya.
Politisi Gerindra Desmon J Mahesa memandang tiga hal menarik dari pelaksanaan konvensi Demokrat. Pertama, kontes ini merupakan wadah menjaring tokoh yang berambisi menjadi capres.
Kedua, konvensi bakal menjadi tontonan menarik karena tak mempermasalahkan layak atau tidaknya kandidat. Ketiga, konvensi dilaksanakan di tengah-tengah kemerosotan popularitas Demokrat. "Seolah-olah ada politik sehat padahal itu produk politik tidak sehat," katanya.
Supri
http://monitorindonesia.com/gerpol/57-headline/16187-politik-pencitraan-berkedok-demokrasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar