06 Juni, 2011

Ical dan Akbar Tak Merasa Mengarah Pada Dirinya

06-06-2011 00:00
Harian Umum Tabengan,
JAKARTA
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak pernah merasa tudingan Partai Demokrat bahwa ada Mr A yang ingin menghancurkan Demokrat mengarah pada dirinya.
Meskipun berinisial A dan seorang politikus, Aburizal bukanlah orang yang dimaksud Ramadhan Pohan sebagai politikus lama yang iri pada Demokrat. “Kita juga tidak tahu siapa dia, kan banyak yang namanya dari A,” ujar pria yang akrab disapa Ical itu di usai menyampaikan pidato Hari Lahir Pancasila bersamaan dengan penutupan Jambore Nasional Siaga Karya di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (5/6).
Menurut Ical, Ramadhan Pohan sebagai pihak yang melontarkan tudingan itu seharusnya menyebutkan siapa sesungguhnya Mr A. Tindakan itu akan lebih bertanggung jawab daripada sekadar menyebutkan inisial. “Banyak tokoh berinisial A, sebaiknya beliau sebutkan siapa itu sesungguhnya,” tegas Ical.
Senada dikemukakan politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung. "Itu bukan saya dan memang itu orang lain. Tanya saja pada yang bersangkutan (Ramadhan), siapa orang yang dimaksud," kata Akbar, Minggu kemarin.
Akbar juga membantah pernyataan yang menyebutkan dirinya mau mengacak-acak Demokrat. "Masak saya melakukan itu? Dalam riwayat politik, saya kan bukan tipologi politisi seperti itu," katanya.
Dia menilai isu 'Mr. A' yang dihembuskan Demokrat bisa menimbulkan keributan dan kontroversi di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Akbar menjelaskan hubungannya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum antara senior dan junior di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Namun, saat memutuskan untuk masuk Demokrat, kata Akbar, Anas tidak berkonsultasi padanya.
"Itu kan sudah merupakan putusan dan pilihan politiknya dia. Di era reformasi kan memang banyak partai-partai politik baru, apalagi dia waktu itu juga aktif di Komisi Pemilihan Umum. Jadi, itu adalah pilihan dan haknya dia," katanya.
Sementara pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens, mempunyai penilaian terkait isu 'Mr. A' ini ke ranah publik, mengatakan ada atau tidaknya 'Mr. A', yang jelas ucapan Ramadhan Pohan memperlihatkan kondisi internal Demokrat yang rapuh
Menurut Boni, sebagai partai yang baru muncul setelah era reformasi 1998, Demokrat belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menanggulangi konflik internal partai. Begitu pula dalam konsolidasi dan manajemen kepartaian secara umum.
Boni mengatakan, ada satu poin dalam konsep kepartaian yang tidak dimiliki oleh mayoritas kader Demokrat. “Poin itu krusial, yakni memiliki motivasi dan tujuan yang sama,” kata Boni.
Selain itu, antarkader Demokrat tidak saling mengenal secara dekat. Akibatnya, masing-masing individu dalam Demokrat memiliki orientasi politik yang berbeda. Hanya satu hal yang membuat mereka bersatu. d-com/v-nws

Tidak ada komentar:

Posting Komentar