Junaedi/Ali Akbar Batubara — HARIAN TERBIT
JAKARTA– Kalangan aktivis tak peduli dengan pernyataan
Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) yang menyebut aksi 25 Maret akan
menggulingkan Presiden SBY. Mereka menyatakan tidak takut menggulingkan
SBY, karena bertujuan membela rakyat.
“Betul, kami akan menggulingkan SBY dan Boediono karen sudah tidak
becus memimpin negeri ini,” kata Adhie M Massardhie, salah satu tokoh
yang ikut menggerakkan aksi pada 25 Maret itu.
Hal senada disampaikan Ketua Presidium Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia (MKRI), Ratna Sarumpaet, menurutnya, aksi 25 Maret yang akan
menggulingkan SBY, tidak melanggar konstitusi. Aksi tersebut adalah
murni kehendak rakyat Indonesia karena SBY melanggar konstitusi.
Menurutnya, SBY-Boedion pantas digulingkan karena kebijakannya yang
inkonstitusional dengan membuat ratusan undang-undang yang berkiblat
pada asing adalah sebuah bentuk pelanggaran konstitusi. “Apakah rakyat
demo menggulingkan Presidennya melanggar konstitusi?” tanya Ratna.
Adhie, yang juga Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie
Masardi mengemukakan, aksi turun ke jalan meminta SBY mundur sebenarnya
sudah sering dilakukan, namun SBY selama ini tidak peka terhadap
aspirasi masyarakat.
“Rakaian aksi demo yang tidak mendapat tanggapan itu tentu saja
menimbulkan jonflik yang begitu besar terhadap SBY. Untuk itu pada
tganggal 25 Maret rakyat meminta SBY-Boediono turun saja dari jabatannya
karena sudah tidak pantas lagi menjadi pemimpin. Saat ini kemiskinan
terus bertambah, koruptor merajalela,” kata Adhie.
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI
Marciano Norman, sudah mengetahui akan adanya aski untuk turunkan SBY
pada 25 Maret. Meski demikian pemerintah tak khawatir dengan aksi pada
25 Maret mendatang. “Paling seperti aksi biasanya,” katanya.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menyarankan, agar aktivis
yang tergabung dalam MKRI yang ingin kudeta atau menggulingkan
Pemerintah SBY, agar ikut Pemilu 2014. “Ya sabarlah (menunggu
pergantian pimpinan negara) lewat pemilu, ikut pemilu ajalah,” ujar Sudi
di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat,
Selasa (19/3).
Seperti diketahui, belakangan ini kabar santer menyebutkan bahwa akan
ada aksi menggulingkan Pemerintah SBY-Boediono oleh sejumlah aktivis
yang tergabung dalam Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI).
MKRI ini berencana akan menggelar aksi massa pada 25 Maret mendatang.
Sebelumnya, MKRI melayangkan ultimatum pada Presiden SBY pada 20
Februari 2013 dengan batas waktu hingga 24 Maret 2013 mendatang agar
melakukan nasionalisasi migas dan tambang, memprioritaskan penuntasan
kasus korupsi besar seperti skandal bailout Century, BLBI, Hambalang,
dan kasus lawas IT KPU.
Selain itu, MKRI juga menuntut pemerintah menghentikan liberalisasi
impor, menurunkan harga bahan pokok, dan menghentikan segala bentuk
kekerasan serta pelanggaran HAM. Sejumlah aktivis yang tergabung dalam
MKRI ini diantaranya adalah Fuad Bawazier, Adhie Massardi, Boni Hargens,
Harry Roesli, dan Ratna Sarumpaet serta beberapa tokoh lainnya.
MINTA DIKASIHANI
Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengemukakan, isu kudeta itu
hanya ingin SBY dikasihani oleh rakyatnya. “SBY mengada-ada. Dan karena
sudah berulang kali, saya pikir rakyat Indonesia sudah tidak peduli.
Bahkan dari sisi ilmu psikologi, tindakan SBY tersebut merupakan gejala
orang yang ingin dikasihani. Sehingga cenderung menciptakan kondisi
ketertindasan supaya orang lain kasihan dan akhirnya memunculkan
dukungan,” ujar Din usai meresmikan Gedung Multiguna di SMA Muhammadiyah
7 Yogyakarta, Selasa (19/3).
Ketua Aliansi Perubahan Dr Rizal Ramli mengemukakan, tudingan bakal adanya kudeta atau usaha menggulingkan pemerintahan SBY hanya pepesan kosong. Pejabat pemerintah dan SBY sendiri diminta tidak mengembangkan isu kudeta ini hanya untuk menarik simpati rakyat.
Rizal Ramli yakin isu penggulingan SBY yang diungkapkan untuk kelima kalinya merupakan informasi murahan yang didramatisasi. Menurut dia, harusnya SBY bisa menerima perbedaan, tidak lantas menjadikan hal itu sebagai lawan politik.
Dia meyakini, warga sipil tak akan mungkin melakukan kudeta, karena itu hanya bisa dilakukan oleh aparat militer. “SBY jangan menciptakan bayangan ketakutan sendiri,” katanya.
Editor — Maghfur Ghazali
Ketua Aliansi Perubahan Dr Rizal Ramli mengemukakan, tudingan bakal adanya kudeta atau usaha menggulingkan pemerintahan SBY hanya pepesan kosong. Pejabat pemerintah dan SBY sendiri diminta tidak mengembangkan isu kudeta ini hanya untuk menarik simpati rakyat.
Rizal Ramli yakin isu penggulingan SBY yang diungkapkan untuk kelima kalinya merupakan informasi murahan yang didramatisasi. Menurut dia, harusnya SBY bisa menerima perbedaan, tidak lantas menjadikan hal itu sebagai lawan politik.
Dia meyakini, warga sipil tak akan mungkin melakukan kudeta, karena itu hanya bisa dilakukan oleh aparat militer. “SBY jangan menciptakan bayangan ketakutan sendiri,” katanya.
Editor — Maghfur Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar