19 Maret, 2013

 Selasa, 19 Maret 2013 , 09:01:00 WIB

Presidium MKRI Akan Temui Jenderal Timur Pradopo

Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
 
timur pradopo/istRMOL. Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKR) terus bergerak, dan bukan hanya di jalanan dengan menyuarakan agar SBY-Boediono segera mengundurkan diri. MKRI pun bergerak dengan menemui pimpinan lembaga formal.

Siang ini (Selasa, 19/3), Presidium MKRI akan mendatangi Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Di Mabes Polri, Presidium MKRI yang digawangi Ketua Ratna Sarumpaet dan Sekretaris Adhie M Massardi akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Belum jelas agenda pertemuan ini. Namun yang jelas, selama ini MKRI terus membuka borok pemerintahan SBY-Boediono. Dalam berbagai kesempatan, MKRI mengungkap berbagai kegagalan rezim SBY Boediono. Rezim SBY-Boediono misalnya dinilai gagal dalam menjaga kebebasan beragama, gagal menjaga kedaulatan negara, gagal melindungi buruh migran di luar negeri, gagal menjaga keamanan, dan lain-lain.

MKRI pun sudah mengeluarkan lima tuntutan untuk SBY-Boediono. Mereka memberi batas agar SBY-Boediono melaksanakan kelima tuntutan ini sebelum tanggal 25 Maret. Bila tidak sanggup, SBY-Boediono meminta SBY untuk mungundurkan diri sebelum dimundurkan rakyat

Kelima tuntutan itu adalah nasionalisasi seluruh aset tambang dan migas; selesaikan kasus korupsi dan skandal besar; hentikan liberalissasi impor; turunkan harga-harga; dan hentikan segala bentuk kekerasan dan pelanggaran HAM.

Untuk diketahui, Presidium MKRI bukan hanya kalangan aktivis saja. Di antara Presidium MKRI adalah kalangan akademisi dan cendekiawan.


Di antara Presidium MKI itu adalah Yudi Latif, M. Hatta Taliwang, Roy Simanjuntak, Haris Rusli Moti, Fuad Bawazier, Boni Hargens, Neta S Pane, Eggy Sudjana, Permadi, Ridwan Saidi, Indro Tjahyono, Mulyana W Kusumah, M. Ridha Saleh, Hendardi, Beathor Suryadi, Erwin Usman, Chudry Sitompul, Salamuddin Daeng, Razman Nasution, Habib Mohammad Yazer, Beni Setiono, Pong Harjatmo, Mustar Bona Ventura, Berry Nahdian Forqan, Adhe HM Musa Said, Ririn Sefsan dan Teguh Santosa. [ysa]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar