Tribunnews.com - Senin, 25 April 2011 20:15 WIB

Boni mengatakan, bisa jadi desain tersebut datang dari lembaga eksekutif yang masyarakat tahu bahwa hubungan antara kedua lembaga buruk saat ini.
"Kita harus lihat ini ada apa, sehingga DPR terus yang diobok-obok. Kita lihat masalah gedung baru, masalah nonton film porno dan kini pernyataan Djoko Susilo," kata Boni Hargens, Senin (25/4/2011).
Sebelumnya Dubes RI di Swiss Djoko Susilo menyatakan bahwa 90 persen kunjungan kerja anggota DPR ke luar negeri tak ada manfaatnya bagi rakyat.
Menurut Boni, dengan langkah ini citra DPR memang menurun dibandingkan dengan citra pemerintah dimata rakyat. Semua tahu yang bangun gedung dengan dana dan nilai yang diatas normal justru dilakukan oleh pemerintah.
"Kita tahu juga perilaku nonton film porno saya rasa bukan hanya anggota DPR saja. Kita tahu juga bahwa semua duta besar rata-rata juga tidak memikirkan bangsa ini dan hanya diri sendiri, tapi kenapa DPR terus yang ditekan," jelasnya.
Apalagi menurut Boni, pernyataan yang dibuat Djoko itu sangat tendensius. Boni yakin pernyataan Djoko itu tidak keluar begitu saja, karena tentunya dia tahu aturan-aturan birokrasi dan dia tahu posisinya saat ini.
"Bos besarnya Djoko kan orang di kabinet yang tentunya memiliki kepentingan juga untuk melindungi pemerintahannya. Jadi aneh saja jika seorang Djoko yang punya pengalaman begitu besar, melakukan hal konyol seperti itu, jika tidak ada yang memerintahkannya," ujar Boni melalui pesan singkatnya dari Berlin, Jerman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar