25 Maret, 2012

Konflik Jelang Pilkada Aceh Hanya Terjadi Antar-elit, SBY Jangan Lebay dan Berhalusinasi
Selasa, 20 Mar 2012 08:38 WIB

JAKARTA, RIMANEWS- Masyarakat Aceh sepertinya tidak terlalu terpengaruh memanasnya persaingan antar kandidat Gubernur dan Wagub menjelang diselenggarakannya Pilkada Aceh, 9 April 2012. Persaingan sesungguhnya hanya terjadi di kalangan elit politik. Masyarakat justru mulai menikmati keberhasilan pembangunan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun ini.

Kandidat Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang maju dari jalur independen mengakui, memanasnya situasi yang belakangan terjadi, sejatinya lebih banyak terjadi antara kubunya dan kandidat yang diusung Partai Aceh (PA). Sebagian petinggi senior Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berpendapat ABI, asal bukan Irwandi.

Itulah sebabnya mereka yang kini tergabung dalam PA berusaha dengan segala cara untuk menjegal saya. Mereka merasa sudah saatnya tampil sebagai Gubernur Aceh,” ungkapnya pada diskusi bertema Pilkada Aceh, Pertarungan Politik dan Kesejahteraan Rakyat yang digelar Rumah Perubahan 2.0, Selasa (20/3). Selain Irwandi, tampil sebagai pembicara lain adalah pengamat politik Boni Hargens, pakar demografi UI Sonny Harry B Harmadi, dan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari

Semua kesepakatan dan janji Pilkada damai yang disertai upacara bahkan pelepasan burung merpati, tidak akan ada artinya dan percuma saja, selama masih ada kandidat yang menyimpan niat jahat untuk menjatuhkan lawan politiknya. Ketegangan yang mencuat menjelang Pilkada Aceh, sejatinya adalah persoalan antara dua kubu kandidat yang bertarung, yaitu kubu saya dan kubu yang didukung Partai Aceh,” ujar Irwandi.

Dia menjelaskan, prinsip ABI yang dipegang pada petinggi senior GAM itu telah diterjemahkan secara kasar dan kriminal di tingkat pelaku. Rumah saya habis dibakar. Begitu juga rumah tim sukses saya. Bahkan pembantu dekat saya yang juga mantan panglima GAM yang paling berani, yang tidak pernah dikalahkan oleh TNI dan Polri semasa konflik dengan Jakarta, telah mereka bunuh,” tambahnya.

Sukses ekonomi

Boni dan Qodari berharap, konflik tersebut benar-benar terjadi antara kubu Irwandi dan PA. Mereka juga berharap konflik itu segera selesai, begitu Pilkada usai. Setelah itu, Gubernur dan Wagub terpilih beserta seluruh elemen masyarakat Aceh kembali bahu-membahu membangun ekonomi Aceh agar kesejahteraan seluruh rakyat semakin membaik.

Sonny mengatakan, data-data yang ada memang menunjukkan Aceh telah menunjukkan pembangunan ekonomi yang berhasil dalam beberapa tahun terakhir. Ketika provinsi lain dan secara nasional mengalamai inflasi, Aceh justru terjadi deflasi 0,31%. Peningkatan ekspornya pun cukup siginifikan, yaitu 9,15%. Yang lebih menggembirakan lagi, peningkatan ekspor itu didominasi ekspor nonmigas. Ini artinya, Aceh sudah mulai bisa meninggalkan ketergantungan pada ekspor migas.

Industri kecil dan mikro Aceh juga tumbuh 14,45%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang 4,71%. Jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan juga turun dari 19,57% pada Maet 2011 menjadi 19,48% pada September 2011. Singkat kata, Masyarakat Aceh sedang menikmati pertumbuhan ekonomi. Jangan sampai, situasi yang sudah bagus ini dikoyak oleh pertentangan elit karena Pilkada,” papar Sonny.

Halusinasi

Sementara itu, Boni berpendapat kekerasan yang terjadi menjelang Pilkada di Aceh sebagai hal yang normal. Ini merupakan dampak dari demokrasi yang gagal. Meski demikian, tentu saja, dia berharap konflik antarelit tersebut bisa berakhir, selambatnya begitu Pilkada usai digelar.

Tapi saya salut dan hormat kepada pak Irwandi. Kendati mendapat intimidasi, teror, pembakaran rumah, bahkan beberapa kali aksi percobaan pembunuhan, pak Irwandi tidak pernah mengeluh. Inilah contoh pemimpin sejati. Tidak mengeluh kepada rakyatnya. Tidak seperti SBY, setiap saat dia curhat kepada rakyat, lalu sibuk membangun citra seolah-olah terzalimi,” tukas Boni.

Menurut dia, keluhan dan curhat itu menunjukkan SBY adalah pemimpin yang lemah sekaligus penakut. Sebagai presiden, lanjut aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini, tentu SBY telah memperoleh pengawalan ekstra dari Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) dan aparat keamanan lain. Kalau pun ancaman pembunuhan seperti yang dicurhatkannya, pasti sudah berhasil dideteksi para pengawalnya.

Untuk apa dia curhat kepada rakyat seperti itu? pertanyaannya, apa iya benar-benar ada ancaman seperti itu? Saya yakin dia hanya berhalusinasi. Dia jadi paranoid. SBY benar-benar lebay. Kita tidak mau punya presiden yang lemah, lebay, paranoid, dan suka berhalusinasi. Belum lagi kerusakan dan kerugian yang timbul selama tujuh tahun berkuasa akibat korupsi yang merajalela. Sudah saatnya dia kita hentikan,” kata Boni (*)

http://www.rimanews.com/read/20120320/57625/konflik-jelang-pilkada-aceh-hanya-terjadi-antar-elit-sby-jangan-lebay-dan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar