Thursday, 28 March 2013
09:58 ApikoJM
itoday – Pengamat politik
Universitas Indonesia Boni Hargens mengkritik desakan internal Partai Demokrat
yang menginginkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jadi ketua umum Partai.
Fenomena ini menunjukkan semua elemen di PD serba SBY.
Apabila desakan itu ditanggapi positif, maka hal itu dinilai
sebagai kemunduran politik di tubuh Partai Demokrat.
"Ini arus mundur, kembali ke politik tradisional. Patronase. SBY jadi
patron tunggal," ujar Boni, Kamis (28/03).
Bahkan, kata Bonie, bila sebelum sah menjadi Ketum tapi SBY
menerima usulan itu, maka menunjukkan suatu arogansi dari sosok Presiden RI
itu. "Tapi harus dipahami juga bahwa itu mencerminkan, Demokrat memang
tidak punya tokoh yang bisa diterima semua selain SBY," kata Boni.
"Itu satu aspek. Tapi aspek paling serius, PD jadi partai
dinasti. Tanpa SBY, PD mati, demokrasi sudah tidak jalan kok di partai itu.
Semua sujud pada SBY, semua serba SBY," imbuhnya.
Sehingga, menurut Boni, Demokrat tidak dibangun untuk berbasis
organisasi tapi hanya berbasis tokoh, yakni SBY.
Berdasarkan patronase tunggal SBY, jelas dia, terdapat suatu
konsekuensi serius yang dapat ditelan oleh Demokrat bila SBY tidak lagi
berkuasa, yaitu besar peluang partai ini mati.
"Apalagi sekarang di tengah badai korupsi, sosok SBY pun
tak lagi memesona di mata publik. PD makin kesulitan dukungan di Pemilu
nanti," terangnya.
Kemudian, lanjut Bonie, dengan SBY menjadi Ketum, maka Demokrat
dapat melewati ambang batas Pemilu. "Itu satu-satunya keuntungan."
Namun, Bonie menegaskan bahwa tanpa adanya sosok SBY, Partai
Demokrat akan mati dan azas demokrasi di partai yang memenangkan Pemilu 2009
itu dinilai sudah tidak lagi berjalan. –lip6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar