PRESIDEN-KETUA DPR MARAHAN
Kamis, 28 Maret 2013 , 08:09:00
JAKARTA–Kisruh Partai Demokrat kembali membuat gaduh negara ini. Dua pilar penting bangsa dibuat berseteru. Kabarnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kini sedang marahan dengan Ketua DPR Marzuki Alie. Perkaranya hanya soal ‘perebutan suara’ di kongres luar biasa (KLB).
Dua hari jelang KLB di Pulau Dewata, Marzuki dinilai bermanuver. Ingin memastikan kemenangan, orang nomor satu di parlemen RI itu mengumpulkan Ketua DPD dan DPC partai di Hotel Putri Duyung, Ancol, Jakarta. Marzuki mengundang ketua DPD dan DPC PD untuk transit dan berangkat sama-sama ke Bali. Ia juga menyiapkan penginapan di Bali sebelum KLB digelar di Sanur, 30 Maret besok.
Sontak aksi itu membuat sang Ketua Majelis Tinggi PD berang. SBY yang prihatin, lantas menegur Marzuki via pesan singkat (SMS). Yang membuat geger, SMS SBY juga disebar ke semua anggota Majelis Tinggi dan Ketua DPD PD se-Indonesia.
“Saya terima SMS dari Pak SBY berisi teguran untuk Pak Marzuki dan saya baca pertama kali tadi malam,” kata anggota Majelis Tinggi PD Max Sopacua, kemarin.
Dalam pesan singkat, SBY mengutarakan kekhawatirannya kejadian Kongres PD 2010 terulang kembali, termasuk terjadinya kasus-kasus yang memalukan. SBY juga mengingatkan kepada siapa saja yang mencederai kepentingan partai untuk kepentingan pribadi, adalah pihak yang akan meng hancurkan Demokrat.
Terakhir, SBY juga menyatakan bahwa KLB kali ini terjadi karena “kecelakaan”, sehingga ia menilai tak patut lagi adanya upaya manuver mempere butkan kursi Demokrat 1.
Sedangkan Max Sopacua yang juga kandidat ketua umum PD menanggapi santai teguran SBY kepada Marzuki Alie. Menurut Max, SMS itu ditujukan per orang bukan struktural partai.
“Saya kira tergantung penafsiran masing-masing, karena SMS itu sifatnya ke pribadi, yang bisa mengomentari itu Pak Marzuki Alie. Kalau saya pada posisi mendengar,” kata Max.
Namun manuver Marzuki Alie berubah menjadi perang SMS antara dirinya dengan SBY. Marzuki kemudian membalas pesan singkat SBY. Intinya dia membantah melakukan manuver politik dan mengaku sedih jika diposisikan sebagai orang yang berseberangan dengan sang Ketua Dewan Pembina.
Dalam pesan singkat itu, Marzuki berdalih bahwa pertemuan dengan para Ketua DPD dan DPC PD adalah untuk transit bersama menuju KLB di Bali. Ia pun mengaku justru menyiapkan surat dukungan, yang isinya mendukung SBY menjadi Ketua Umum PD sesuai kesepakatan Cikeas.
Marzuki juga sempat mengutarakan pengorbanannya ketika memutuskan berhenti sebagai Direktur BUMN dan 100 persen mengabdi di PD, sebagai hal yang patut dipertimbangkan. Karenanya ia meminta SBY untuk mengklarifikasi terlebih dahulu semua berita miring tentangnya karena selalu merasa difitnah.
Perang SMS ini menuai berbagai pandangan dari sejumlah kalangan. Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menilai SMS dari SBY sebagai sikap tak siap bersaing dengan kader Demokrat lain.
“Teguran itu bisa bermakna ganda. Bisa jadi SBY gak percaya diri lagi atau Marzuki memang kuat,” katanya kepada pewarta.
Boni menilai, Marzuki memang punya dukungan cukup kuat di akar rumput. Hubungan itu dibangun cukup lama dan intens.“Marzuki kuat di arus bawah. Mobilisasi sudah jalan lama,” jelas Boni.
Sementara SMS dari SBY, kata dia, seolah memperlihatkan pesan untuk memilih dirinya sebagai Ketua Umum Demokrat, bukan Marzuki. “Hanya itu yang mau dikatakan SBY,” jelas Boni.
Menurut Boni, ketakutan terbesar SBY adalah masa depan keluarganya. Jika SBY menjabat Ketum PD, otomatis ada ruang untuk mengendalikan politik pascapemilu 2014. “Dia gak mau diborgol karena Century dan lain-lain,” cetusnya.
Sementara itu, perang urat saraf antara SBY dan Marzuki Alie jelas menunjukkan bakal terjadi persaingan hebat antara keduanya di KLB. Kondisi ini menjadi keprihatinan pakar Psikologi Sosial Sriwulan Ferindian Falatehan. Menurutnya, tanpa disadari SBY semakin memperburuk citranya sendiri di mata publik.
“Masyarakat masih trauma dengan kejadian lapas Sleman dan kasus-kasus kekerasan, kok Presiden malah terus-terusan memperlihatkan kesibukannya di partai. Kerap mengambil penyelesaian masalah dengan emosional pada konflik dengan anggota separtai,” ujarnya.
Fera -sapaan akrab Sriwulan Ferindian Falatehan- mengatakan, citra buruk ini akan terus menempel pada sosok-sosok yang mungkin muncul pada Pilpres 2014 dari lingkar Cikeas. Sikap blunder SBY, kata dia, akan terus dikenang dalam memori masyarakat, termasuk kepada semua orang ter dekatnya.
“Kalau begini ceritanya, masyarakat sudah nggak lihat ke sana (Cikeas). Yang penting nanti 2014 ada pemimpin baru yang fresh,” kata dia.
Ia menambahkan, seharusnya SBY menghabiskan sisa masa jabatan dengan membenahi kondisi negara yang goyah di pelbagai bidang. Dengan begitu, menurutnya, paling tidak citra para sosok didekatnya yang akan maju di 2014, masih menyisakan harum di mata masyarakat.
“Nanti, Ibas atau ibu Ani bakalan susah (di Pilpres 2004). Citra masyarakat akan langsung teringat sikap SBY saat-saat ini. Malah putra sulungnya yang citranya baik di masyarakat,” ungkap Fera.
Lantas, bagaimana sikap Marzuki Alie menanggapi beredarnya SMS berbalas dirinya dengan SBY?
“Biarin saja SMS itu, masalah internal kok dibicarakan di luar, itu kan tidak baik. Apa pun itu komunikasi internal tidak baik dibuka. Saya komunikasi dengan Pak SBY itu sudah sejak (awal) tahun 2013,” kata Marzuki kepada wartawan.
Dia menjelaskan, dirinya kerap melakukan komunikasi dengan SBY melalui pesan singkat. Menurutnya, komunikasi antara Dewan Pembina Partai Demokrat itu merupakan hal yang biasa.
“Saya komunikasi de ngan Pak SBY sudah sejak dulu melalui SMS, jadi sudah biasa. Saya komunikasi bukan karena jelang KLB,” jelas Ketua DPR itu.(ric/jpnn)
http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=111496
Tidak ada komentar:
Posting Komentar